Sabtu, 16 Februari 2013

Sistem Pengambilan Keputusan


BAB I

1. Latar Belakang Pengambilan Keputusan

            Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan hubungan antar komponen. 

BAB II

SPPK adalah sistem yang berbasis komputer interaktif untuk memberikan dukungan keputusan kepada manajer dengan menggunakan data dan model-model keputusan untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak terstruktur untuk mencapai efektivitas keputusan. SPPK hanya digunakan untuk memperluas wawasan pengambil keputusan (Decision Maker - DM) sebagai bahan pertimbangan bukan untuk menggantikan penilaiannya. Artinya bahwa SPPK tidak dapat menggantikan intuisi yang dimiliki oleh manusia, hanya terbatas pada model dasar yang dimilikinya.
Keen mendefinisikan SPPK sebagai sistem yang memiliki 4 karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1. Ditujukan untuk membantu keputusan tidak terstruktur yang umum
2. SPPK memiliki mempermudah pemakai berhubungan dengan komputer
3. Dalam proses pengolahannya, SPPK mengkombinasikan penggunaan model model dengan teknik
4. SPPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi.
Komponen SPPK Menurut Kertahadi [5], SPPK dibangun oleh 3 komponen dasar yaitu :
1. Database
Merupakan tempat dari transaksi sehari yang mendukung pengambilan keputusan.
2. Model base
Model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan.
3. Software System
Merupakan penyatuan komponen memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara manusia dengan komputer.

Metode PRIME (Preference Ratios in Multiattribute Evaluation)
Metode PRIME adalah metode pengambilan keputusan yang mendukung analisis pada informasi yang belum lengkap pada model analisis banyak atribut. Informasi yang belum lengkap maksudnya adalah tidak adanya nilai pasti (tunggal) dari sebuah informasi. Metode PRIME merupakan salah satu metode pembobotan pada Multi-Criteria Decision Making (MCDM) yaitu disiplin dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih oleh DM. Konsekuensi dari sebuah alternatif merujuk pada nilai dari alternatif.
2. Atribut, merupakan karakteristik atau kriteria dari keputusan.
3. Pembobotan (weight assessment). Pemberian bobot pada setiap kriteria.
4. Matriks Keputusan. Matriks Keputusan X adalah matriks (m x n) dengan elemen xij adalah nilai dari alternatif ke-i yang berhubungan dengan kriteria ke-j pada alternatif ke-I dimana i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3,…n. Matriks keputusan dapat distrukturkan ke dalam hirarki pohon nilai (value tree) dimana setiap alternatif dihubungkan secara langsung dengan kriterianya.
5. Pertentangan antar kriteria, yaitu pertentangan kepentingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lainnya.
Pada informasi yang tidak lengkap, metode PRIME memberikan pendekatan dengan adanya rasio perbandingan nilai pada nilai relatif dan kriterianya. Perbedaan metode PRIME dari model-model pembobotan atribut-atribut lainnya adalah perbandingan rasio dihubungkan secara eksplisit dengan bobot setiap atribut. Selain itu, metode PRIME dilengkapi dengan informasi tentang ketidakoptimalan yang terhubung dengan rekomendasi alternatif yang dihasilkan berupa nilai kehilangan yang mungkin terjadi.

Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Jenis Keputusan
1.      Keputusan Terprogram : Keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai   seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
2.      Keputusan Tidak Terprogram : Keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah-ubah setiap saat ketika diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka ( berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui ) adalah merupakan keputusan tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan semua faktor-faktornya sebelum melakukan pengambilan keputusan.
    Proses pengambilan keputusan


keterangan :
1 .      Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
2 .      Menentukan alternatif tindakan
3 .      Mengevaluasi tindakan yang mungkin
4 .      Memilih alternatif tindakan terbaik
5 .      Melaksanakan alternatif tindakan yang dipilih
6 .      Melakukan tindak lanjut berupa pengawasan dan kontrol.

Hierarki pengambilan keputusan



BAB III

3.1 Kesimpulan

            Sistem pengambilan keputusan adalah sama halnya dengan kita melangkah, dimana kita dapat berpikir kaki mana yg terlebih dahulu harus dilangkahkan dan harus kemana melangkah. Semakin kita mengambil banyak keputusan maka semakin banyak pula kita melangkah. Jangan takut untuk melangkah apalagi dengan tindakan yang positif.


SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar